Komplotan maling beraksi di wilayah hukum Polres Sragen, Kamis (22/10) sekitar pukul 09.00 WIB. Komplotan maling menggasak dua tas milik guru SD Negeri I Puro, Karangmalang, Sragen yang berisi uang senilai Rp 10 juta.
Ironisnya, salah satu tas yang digondol maling adalah milik Ani Risprapti, 57, bendahara sekolah yang kebetulan membawa setoran dana BOS.
Sedangkan satu tas lainnya adalah milik Winarni, 57, yang diketahui adalah guru pengampu kelas V. Informasi yang dihimpun Espos di lapangan menyebutkan komplotan maling beraksi saat guru sekolah tersebut sedang menunggui siswanya bertanding olahraga di lapangan Kecamatan Karangmalang yang tidak jauh dari sekolah. Kebetulan saat itu ruangan guru sedang kosong dan hanya tinggal menyisakan kepala sekolah (Kepsek) yang berada di ruang sebelah.
Saat kosong itulah komplotan maling yang diperkirakan berjumlah dua orang masuk ke halaman sekolah boncengan sepeda motor. Salah satu pelaku berjaga di atas motor sementara satu pelaku lainnya masuk ke ruang guru. Mengetahui ruang guru telah kosong, maling kemudian mengambil dua tas korban yang tersimpan di dalam laci meja. ”Tas itu kami taruh di laci tapi kuncinya tetap nyanthol. Pikir saya aman karena ibu Kepsek berada di ruangan,” ujar korban Ani Risprapti.
Menurut Ani, sebelum meninggalkan sekolah dan menunggui siswa yang bertanding olahraga, dirinya beserta guru lain sudah berpamitan kepada Kepsek. Setelah diizinkan pergi menunggui siswa, dirinya sama sekali tidak menyangka maling berani masuk ke ruangan guru. Apalagi pada hari-hari biasa, tidak pernah ada kejadian pencurian meski tas ditinggal di dalam ruangan guru.
Dijelaskan Ani, kedua tas yang dicuri maling itu total berisi uang tunai sekitar Rp 10 juta beserta surat-surat penting lainnya. Tas milik Ani berisi sekitar Rp 8 juta dan tas milik Winarni berisi uang sekitar Rp 2 juta. ”Uang di tas saya adalah campuran uang BOS dan uang lain milik sekolah,” tambahnya.
Kapolres Sragen AKBP Drs Jawari SH melalui Kasatreskrim AKP Y Subandi mengatakan masih menyelidiki lebih lanjut kasus pencurian ini. Aparat kepolisian sudah melakukan olah TKP dan memburu pelaku pencurian.
Ironisnya, salah satu tas yang digondol maling adalah milik Ani Risprapti, 57, bendahara sekolah yang kebetulan membawa setoran dana BOS.
Sedangkan satu tas lainnya adalah milik Winarni, 57, yang diketahui adalah guru pengampu kelas V. Informasi yang dihimpun Espos di lapangan menyebutkan komplotan maling beraksi saat guru sekolah tersebut sedang menunggui siswanya bertanding olahraga di lapangan Kecamatan Karangmalang yang tidak jauh dari sekolah. Kebetulan saat itu ruangan guru sedang kosong dan hanya tinggal menyisakan kepala sekolah (Kepsek) yang berada di ruang sebelah.
Saat kosong itulah komplotan maling yang diperkirakan berjumlah dua orang masuk ke halaman sekolah boncengan sepeda motor. Salah satu pelaku berjaga di atas motor sementara satu pelaku lainnya masuk ke ruang guru. Mengetahui ruang guru telah kosong, maling kemudian mengambil dua tas korban yang tersimpan di dalam laci meja. ”Tas itu kami taruh di laci tapi kuncinya tetap nyanthol. Pikir saya aman karena ibu Kepsek berada di ruangan,” ujar korban Ani Risprapti.
Menurut Ani, sebelum meninggalkan sekolah dan menunggui siswa yang bertanding olahraga, dirinya beserta guru lain sudah berpamitan kepada Kepsek. Setelah diizinkan pergi menunggui siswa, dirinya sama sekali tidak menyangka maling berani masuk ke ruangan guru. Apalagi pada hari-hari biasa, tidak pernah ada kejadian pencurian meski tas ditinggal di dalam ruangan guru.
Dijelaskan Ani, kedua tas yang dicuri maling itu total berisi uang tunai sekitar Rp 10 juta beserta surat-surat penting lainnya. Tas milik Ani berisi sekitar Rp 8 juta dan tas milik Winarni berisi uang sekitar Rp 2 juta. ”Uang di tas saya adalah campuran uang BOS dan uang lain milik sekolah,” tambahnya.
Kapolres Sragen AKBP Drs Jawari SH melalui Kasatreskrim AKP Y Subandi mengatakan masih menyelidiki lebih lanjut kasus pencurian ini. Aparat kepolisian sudah melakukan olah TKP dan memburu pelaku pencurian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar